* Siraman Rohani Jum’at Mengingat Kepada Alloh SWT

Agama, Uncategorized13 Dilihat

KOMPAS1.id
Dunia yang dikuasai keuangan, sukses sering kali diukur dengan seberapa tinggi seseorang mampu menaikkan kekayaannya. Banyak yang menganggap sukses berarti memiliki rumah megah, jabatan rekening, bahkan pengaruh besar di ruang publik. Namun, ditengah hiruk-pikuk dunia yang penuh kompetisi ini, pertanyan mengguncang banyak orang adalah mati masuk surga,”

Pertanyan ini sederhana, namun bermakna sangat dalam. Kalimat ini menembus batas antara ekonomi dan eskatologi, antara dunia yang sementara dan kehidupan yang abadi. Kalimat itu mengandung pesan bahwa kesuksesan sejati bukan hanya tentang apa yang dicapai di dunia, melainkan tentang apa yang dibawa ke akhirat.

banner 336x280

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman: Barang siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung (sukses).”
(QS. Ali Imran: 185)

Ayat ini menegakan bahwa keberhasilan duniawi hanyalah sementara, sedangkan keberhasilan sejati adalah keselamatan di akhirat. Dalam pandangan Islam, sukses bukan sekadar menjadi pribadi yang lebih berarti, lebih bermanfaat, dan lebih dekat kepada Tuhan.

Rasulullah SAW juga bersabda: Sebaik-baik manusia, adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”(HR. Ahmad)

Dengan demikian, sukses bukanlah tentang seberapa banyak kita mengambil dari dunia, tetapi seberapa banyak kita memberi kepada dunia dengan niat karena Allah.

Islam tidak menolak sukses dunia. Justru, dunia adalah ladang amal. Nabi Muhammad SAW bersabda.” Dunia adalah ladang bagi akhirat.”Artinya, setiap kesuksesan duniawi, kekayaan, jabatan, kekuasaan, menjadi bermakna bila digunakan untuk menebar manfaat dan mendekatkan diri kepada Allah.

Orang kaya yang dermawan, pejabat yang adil, pengusaha yang amanah, guru yang ikhlas, mereka semua sedang menanam benih sukses akhirat melalui peran duniawi mereka.

Sebagaimana firman Allah: Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia.”_ (QS. Al-Qashash: 77)

Banyak orang sukses secara duniawi, namun hampa. Mereka memiliki segalanya, tapi kehilangan ketenangan. Sebaliknya, banyak orang sederhana yang hidupnya penuh kedamaian karena mereka menemukan makna hidup di jalan kebaikan.

Keberhasilan menuntut perubahan dari memiliki menjadi memberi, dan dari menonjolkan diri menjadi menundukkan hati. Di sinilah letak kebijaksanaan sejati seorang pemimpin, seperti Berbuat baik ke sesama adalah bagian dari sukses itu sendiri.”

Sukse mati masuk surga”, seolah mengembalikan kesadaran manusia kepada fitrah penciptaannya,” hidup bukan sekadar untuk berkompetisi, tetapi untuk berkontribusi; bukan sekadar untuk berkuasa, tetapi untuk berbakti.”

Sukses dunia memang sangat penting, tapi ia hanya akan sangat berarti bila menjadi jembatan menuju sukses akhirat. Karena pada akhirnya, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW: “Orang yang cerdas adalah yang mampu menundukkan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.”_ (HR. Tirmidzi)

Maka, sukses sejati bukan sekadar meninggalkan jejak di bumi, tetapi meninggalkan cahaya di langit.“Sukses sejati bukan diukur dari berapa banyak yang kita miliki, tetapi dari berapa banyak hati yang kita sentuh dan amal yang kita bawa pulang menuju keabadian.”

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *