FORMAS Soroti Krisis Air Bersih Aceh Singkil Status Darurat Sudah Ditetapkan, Tapi Rakyat Masih Mengurus Diri Sendiri”

Aceh Singkli119 Dilihat

Aceh Singkil Kompas1.id
Krisis air bersih yang melanda warga di tengah banjir besar kembali memunculkan kritik keras terhadap Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil.

Ahmad Fadil Lauser Melayu Ketua Forum Mahasiswa Aceh Singkil (FORMAS) menilai bahwa meskipun pemerintah telah menetapkan status tanggap darurat sejak akhir November, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa warga masih harus mengurus kebutuhan dasarnya secara mandiri.

banner 336x280

Banjir yang menerjang berbagai wilayah Singkil membuat ribuan warga terdampak. Data BPBD menyebutkan sedikitnya 2.591 jiwa (647 KK) masuk kategori terimbas banjir, dengan sejumlah desa terisolasi akibat jalan dan jembatan yang putus. Kondisi ini diperparah oleh listrik padam dan gangguan jaringan internet, membuat banyak warga kesulitan mengakses bantuan.

Pemerintah daerah memang telah membuka posko bantuan, menerima donasi dari berbagai pihak, dan menyatakan akan mendistribusikan logistik ke desa-desa. Namun, menurut FORMAS, langkah tersebut tidak berbanding lurus dengan kondisi nyata.

Ahmad Fadil Lauser Melayu Menjelaskan Status darurat sudah dipasang, tetapi rakyat masih harus bertahan dengan swadaya. Ini bukan salah cuaca ini persoalan manajemen krisis yang rapuh,”

Salah satu bukti paling mencolok adalah penyaluran 8.000 liter air bersih oleh pemuda Sidorejo ke Pulo Sarok dan Ujung Bawang. Distribusi dua mobil tangki itu dilakukan secara swadaya, dari biaya bensin hingga mobilisasi tenaga, tanpa peran nyata pemerintah daerah. Di dua lokasi itu, warga bahkan sempat berebut air karena sudah berhari-hari tidak mendapatkan suplai.

“Ketika rakyat turun tangan menyelesaikan masalah dasar seperti air minum, pemerintah seharusnya malu. Tugas negara itu melindungi rakyatnya, bukan membiarkan masyarakat saling berebut ember air,”

Ahmad Fadil Lauser Melayu Ketua Forum Mahasiswa Aceh Singkil menilai, meski pemerintah sudah membuka posko dan dapur umum, distribusi bantuan masih belum menjangkau desa-desa yang terdampak parah. Jalur logistik yang terputus tidak diimbangi dengan terobosan lapangan seperti perahu evakuasi tambahan, jalur alternatif, maupun penugasan personel khusus untuk wilayah terisolasi.

“Bupati memang turun ke lapangan dan menetapkan status darurat, itu kita catat. Tapi menetapkan status tidak cukup kalau kebutuhan dasar wargaair bersihmasih ditanggung pemuda desa dan donatur individu,”

Ahmad Fadil Lauser Melayu mendesak Pemkab Aceh Singkil untuk segera memperkuat distribusi air bersih, membuka jalur darurat, memastikan logistik tidak habis, serta membuka data transparan mengenai aliran bantuan—di mana sudah disalurkan dan di mana belum.

“Situasi hari ini bukan soal kurangnya bantuan dari rakyat. Yang kurang itu keberpihakan pemerintah kepada rakyatnya sendiri.” Sabri

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *