Kekhawatiran Warga Desa Mulyo Rejo Semakin Meningkat Seiring Kondisi Tanggul Penahan Sungai Kian Menipis

Uncategorized38 Dilihat

Pekalongan –KOMPAS1.id
Kekhawatiran warga Desa Mulyorejo, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, semakin meningkat seiring kondisi tanggul penahan Sungai Sengkarang yang kian menipis dan rawan jebol. Debit air sungai yang terus naik dalam beberapa pekan terakhir membuat struktur tanggul mengalami keretakan dan kebocoran di sejumlah titik.

Pantauan di lapangan menunjukkan, beberapa bagian tanggul sudah tampak rapuh. Air mulai merembes keluar melalui celah-celah kecil, menandakan adanya tekanan kuat dari aliran sungai. Kondisi ini dikhawatirkan memburuk apabila hujan dengan intensitas tinggi kembali mengguyur wilayah Pekalongan bagian utara.

banner 336x280

“Sudah ada beberapa titik tanggul yang bocor. Kalau tidak segera diperbaiki, bisa jebol. Kami takut air meluap ke permukiman,” ujar Slamet (47), warga setempat, saat ditemui di sekitar tanggul pada Selasa (8/10/2025).

Warga Desa Mulyorejo kini siaga penuh. Mereka bergantian memantau kondisi tanggul, terutama saat malam hari dan saat debit air meningkat. Meski begitu, warga merasa langkah yang mereka lakukan belum cukup tanpa adanya penanganan langsung dari pihak berwenang.

Menurut warga, kondisi tanggul yang menipis telah berlangsung sejak awal tahun 2025. Namun, belum ada tindakan perbaikan permanen dari pemerintah daerah. Sementara itu, intensitas hujan yang meningkat sejak awal Oktober menambah risiko tekanan air terhadap tanggul.

“Dulu sudah pernah diusulkan perbaikan ke pihak kecamatan dan BPBD, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut nyata. Kami berharap segera ada perhatian, karena ini menyangkut keselamatan banyak orang,” kata Rohani (39), warga lain yang tinggal di sekitar lokasi.

Jika tanggul Sungai Sengkarang benar-benar jebol, dampaknya tidak hanya akan dirasakan oleh warga Mulyorejo. Desa tetangga seperti Pesanggrahan yang juga berada di Kecamatan Wonokerto berpotensi terdampak banjir besar. Wilayah itu dikenal sebagai dataran rendah yang mudah tergenang ketika air sungai meluap.

Banjir di daerah tersebut bisa mengakibatkan kerugian besar, terutama karena sebagian besar warga menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan perikanan. Air yang meluap berpotensi merusak sawah, tambak, serta infrastruktur jalan desa.

Kepala Desa Mulyorejo, Sutrisno, saat dikonfirmasi mengakui adanya kerusakan di beberapa titik tanggul. Pihak desa, kata dia, telah melaporkan kondisi ini ke Pemerintah Kabupaten Pekalongan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

“Kami sudah sampaikan laporan kondisi tanggul ke instansi terkait. Saat ini warga kami imbau untuk tetap waspada, apalagi menjelang puncak musim hujan. Kami berharap segera ada tindakan perbaikan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” ujar Sutrisno.

BPBD Kabupaten Pekalongan sendiri menyatakan telah menurunkan tim untuk melakukan pengecekan awal terhadap kondisi tanggul Sungai Sengkarang. Hasil evaluasi awal menunjukkan perlunya perkuatan struktur dan penambalan di titik-titik yang bocor agar tidak semakin parah.

Tanggul Sungai Sengkarang berfungsi vital sebagai pelindung utama kawasan pesisir Pekalongan bagian utara dari ancaman banjir musiman. Sungai ini menjadi saluran air utama dari daerah hulu menuju laut Jawa. Tanpa tanggul yang kuat, wilayah pesisir, termasuk Mulyorejo dan Pesanggrahan, berada dalam risiko tinggi terendam banjir setiap kali debit air meningkat.

Warga berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret sebelum musim hujan mencapai puncaknya pada November mendatang. Penanganan cepat dan tepat dinilai dapat mencegah bencana banjir yang bisa berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat Wonokerto dan sekitarnya.(Totok)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *