SMPN 1 Parongpong Kembali Banjir , DPRD dan Komite Soroti Lambannya Respons Pemerintah Daerah

Bandung, Berita32 Dilihat

Bandung Barat Kompas1id
Parompong, 24 Oktober 2025 — Musim hujan yang mulai mengguyur wilayah Kabupaten Bandung Barat kembali menyebabkan SMP Negeri 1 Parompong terendam banjir. Setiap kali hujan deras turun, air dari area kebun di belakang sekolah meluap dan masuk ke lingkungan sekolah, membanjiri ruangan kantor

ruang pramuka, serta beberapa area lainnya.
Ketinggian air mencapai sekitar 30 hingga 50 sentimeter, mengganggu kegiatan belajar mengajar dan membuat sejumlah fasilitas sekolah rusak. Ironisnya, peristiwa serupa telah berulang kali terjadi dari tahun ke tahun.
Pihak sekolah mengaku sudah beberapa kali melaporkan kejadian ini kepada Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat, namun hingga kini belum ada langkah konkret untuk mengatasi masalah tersebut.

banner 336x280

Menanggapi hal itu, anggota DPRD Kabupaten Bandung Barat Fraksi PKB, H. Ade Wawan, menyampaikan keprihatinannya. Ia menerima laporan langsung dari staf sekolah yang sedang piket ketika banjir melanda sekolah.
“Setiap kali hujan turun, air dari kebun belakang sekolah masuk ke ruangan dan menyebabkan banjir. Ini bukan kejadian baru, tapi sudah sering terjadi,” ujar H. Ade Wawan.
“Kami juga mendapat informasi bahwa pihak sekolah sudah melapor ke pemerintah daerah, Kabupaten Bandung Barat, tapi sampai sekarang belum ada respon. Padahal ini menyangkut keselamatan dan kenyamanan belajar siswa,” tambahnya.

Lebih lanjut, Ade Wawan mengingatkan bahwa kondisi tersebut bisa membahayakan struktur bangunan sekolah. Jika terus dibiarkan, bagian belakang sekolah yang sering tergerus air dikhawatirkan bisa roboh dan menimpa siswa saat kegiatan belajar berlangsung.
“Kalau hujan deras, dinding atau benteng di belakang sekolah bisa saja ambruk. Ini harus segera ditangani. Jangan tunggu ada korban dulu baru bertindak,” tegasnya.
Tidak hanya pihak sekolah, Komite Sekolah SMPN 1 Parompong juga telah melaporkan persoalan ini ke pihak terkait, namun hingga kini belum ada penanganan nyata di lapangan.
“Komite sekolah juga sudah ikut melapor, tapi sampai sekarang belum ada tindakan. Kami sangat berharap pemerintah daerah lebih peka terhadap situasi seperti ini,” ujar salah satu anggota komite.
Ade Wawan menutup dengan imbauan tegas agar pemerintah daerah segera mengambil langkah antisipasi sejak dini, memperbaiki sistem drainase di sekitar sekolah, dan menata ulang aliran air dari area kebun belakang.
“Pemerintah harus tanggap sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Naudzubillah min dzalik, jangan sampai ada korban baru kemudian bergerak,” pungkasnya.

Andri  Irpan

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *