Kabupaten Pekalongan KOMPAS1.id
Pembangunan dan Rehab gedung Sekolah Dasar Negeri 02 Winduaji, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan. Senilai Rp 449.363.900, yang merupakan Bantuan Pemerintah Program Revitalisasi Satuan Pendidikan. Diduga dipihak ketigakan, hal ini terungkap dari informasi yang masuk ke awak media, dari hasil informasi tersebut awak media mencoba melakukan investigasi di lapangan dari informasi di lapangan dan mendatangi lokasi SDN 02 Winduaji, Senin (20/10). Saat di konfirmasi di lokasi SDN 02 Winduaji, Kepala Plk, yang beritial N-A membenarkan informasi tersebut,
“saya disini cuma sebagai pengawas lapangan, dan mengecek material yang datang kalau yang mengejarkan itu mas A orang Kesesi, saya hanya ikut petujuk beliau saja.” ujar pria yang mengaku warga Kesesi ini. Dari penuturan N-A terungkap bahwa Komite Sekolah Efanto tidak dilibatkan dalam panitia, “memang benar komite sekolah tidak masuk dalam ke panitiaan, tapi ms Efanto sempat ikut menyuplai material berupa batu kali, namun menurut kami kualitas batunya kurang bagus dan tidak di belah, makanya kami komplain,” imbuhnya.
Namun saat awak media akan mengkonfirmasi hal ini kepada Kepala Sekolah SDN 02 Winduaji, Ismuanah tidak berada di tempat dan awak media mencoba menghubungi lewat pesan singkat WA dan telepon tidak di respon, bahkan awk media menunggu sampai sore hari Kasek tidak juga pulang kerumah.
Selanjutnya Selasa (21/10) awak media kembali menyambangi Kasek SDN 02 Winduaji di rumahnya, Ismuanah mengaku Senin kemarin dia rapat keluarga, untuk persiapan pernikahan anaknya, “saya kemarin pulang hampir mahgrib karena ada rapat keluarga untuk persiapan pernikahan anak saya, terkait pembangunan di SDN 02 Winduaji memang benar komite sekolah mas Efanto tidak kami masukan dalam kepanitian, itu hasil dari kesepakatan kami setelah melakukan rapat dengan panitia, karena dinilai trac recordnya kurang bagus. Memang benar beliaunya sempat protes ke saya dan panitia dan sudah kami beri pengertian ahirnya beliau mau mengerti dan kami juga memberikan kesempatan kepada mas Efanto untuk ikut menyuplai material. Dan ternyata benar material yang dikirim kurang sesuai.
Untuk kepanitian yang tidak memasukan komite sekolah kedalam panitia sudah kami komunikasikan kepada Kabid Sarpras Dinas Pendidikan saat di Jakarta dan menurut beliau itu boleh-boleh saja dan tidak melanggar aturan,” ujarnya. Saat ditanya tentang adanya informasi yang mengatakan proyek tersebut di pihak ketigakan, Ismuanah menolak, “karena itu swakelola tidak benar kalau itu di borongkan atau di pihak ketigakan, semua yang melakukan pengawasan dan pembelian di lakukan panitia, kalau yang ada yang mengatakan di kerjakan oleh pemborong berinsial A itu tidak benar yang benar kami dibantu oleh mas A selaku mitra kami, karena memang saya dan panitia kurang paham tentang bangunan,” paparnya. Ditanya tentang penggunaan material, besi yang menggunakan ukuran 10, Ismuanah mengatakan “kalau RABnya saya kurang tahu pasti tapi setahu saya sudah sesuai karena kami juga di awasi oleh pengawas dan juga ada konsultan teknik, jadi kalau memang tidak sesuai pastinya kami di tegur. Untuk lebih jelasnya masalah teknis sialah tanya kepada pengawas, soal batu bekas pondasi juga tidak benar kalau di gunakan kembali yang benar sebagaian batu diminta oleh warga setempat dan sebagian lagi di gunakan untuk pengurukan tapi tidak dipasng untuk pondasi,” tandasnya. Ditambahkan oleh Ismuanah dari dana Rp 449.363. 900 tidak semuanya di gunakan untuk pembangunan dan rehab ada sekitar Rp 22 juta yang digunakan untuk pengadaan mebeler.
Sementara itu, di temui di tempat terpisah, pengusaha atau pemborong berisial A yang disebut mengerjakan proyek, membenarkan kalau pihaknya melakukan pembanguna dan rehab SDN 02 Winduaji “sebenarnya saya ini hanya dimintai tolong membantu, karena pihak sekolah tidak paham soal teknik sipil, dan saya awaknya tidak tahu ada permasalah di kepanitiaan, awalnya memang ada penolakan dari pihak komite karena tidak dilibatkan ke panitiaan. Namun saya sudah memberikan pengertian kepada beliaunya dan menawrkan untuk ikut menyuplai material, tapi ya itu setelah berjalan material yang di kirim tidak sesuai makanya saya juga sempat menegur dan meminta untuk materialnya di ganti,” ujarnya. Ditanya terakait target pembanguan SDN 02 Winduaji, A mengaku optimis bisa tercapai, “meskipun cuaca memang kurang mendukung karena curah hujan yang tinggi saya optimis proyek tersebut akan selesai sesuai target,” tegasnya.