Metode ISLAH dalam Pemanenan Air Hujan Sangat Sederhana,Pemda Wajib Mempasilitasi

Daerah51 Dilihat

Mojokerto.Jatim.Kompas1.id
Meriahnya Pameran Kebencanaan dalam rangka Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana diramaikan pengunjung dari berbagai daerah.

Mengamati mengunjungi hingga menikmati sajian air hujan yang disediakan Banyu Bening, juga berdiskusi bagaimana air hujan sampai bisa diminum apalagi menjadi tolok ukur keberhasilan Mitigasi Bencana Hidrometeorologi untuk jangka panjang.

banner 336x280
pada peran pameran kebencanaan hari ini

Stand pameran banyu bening mendapat kehormatan dikunjungi oleh Andre Notohamijoyo selaku Asisten Deputi Pengurangan
Risiko Bencana Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Konflik Sosial di Kementerian PMK.

Menurut Andre Paradigma yang Salah Terkait Air Hujan, Masyarakat di Indonesia umumnya memiliki kesadaran kolektif yang rendah terkait pemanfaatan air hujan. Hujan selalu disosialisasikan sebagai ancaman yang memerlukan antisipasi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor, bukan sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan.

Kontradiksi Masalah Air di Indonesia:
Terjadi banjir saat musim hujan, namun di sisi lain kekeringan dan kekurangan air bersih saat musim kemarau. Meskipun sebagian besar wilayah Indonesia memiliki curah hujan tinggi, pemanfaatannya belum optimal. Masalah lain seperti penyedotan air tanah berlebihan dan kekurangan pasokan air bersih dari PDAM/PAM semakin memperparah kondisi.

pentingnya Pemanfaatan Air Hujan:

Masyarakat belum memahami cara membuat sumur resapan atau penampungan air hujan yang efektif di tempat tinggal mereka.
Padahal, teknologi sistem “lumbung air hujan” sudah tersedia dan tidak sulit untuk diterapkan oleh masyarakat.
Pemanfaatan air hujan sangat relevan untuk mengatasi masalah air bersih, terutama di daerah rawan kekeringan, bahkan setelah 80 tahun kemerdekaan Indonesia.

Tantangan dan Solusi:
Pembangunan pemahaman masyarakat secara holistik sangat dibutuhkan untuk mencegah masalah air terus berulang.
Urbanisasi yang masif semakin menekan daya dukung lingkungan di perkotaan dan memperburuk masalah pasokan air bersih.
Pemanfaatan air hujan selaras dengan upaya penguatan pembangunan berkelanjutan yang berlandaskan ekologi, ekonomi, dan sosial budaya.

Terkait metode ISLAH (Sistem Instalasi Lumbung Air Hujan) yang dimiliki dan sedang di kembangkan oleh Banyu Bening dalam bisa dipasilitasi oleh Pemerintah Daerah, Andre menyampaikan :
Peran Pemerintah Daerah:
Pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk memahami dan mengatasi masalah ini, yang sebenarnya tidak rumit. Hambatan utama seringkali datang dari aspek administrasi dan birokrasi, yang menghalangi perluasan gerakan panen air hujan di masyarakat. Metode sederhana berbasis rumah tangga, seperti yang dikembangkan oleh Banyu Bening, dapat dengan mudah diimplementasikan oleh masyarakat.

Diperlukan penguatan diseminasi dan edukasi secara berkelanjutan dari pemerintah daerah untuk mendorong implementasi panen air hujan.

Founder Banyu Bening, Sri Wahyuningsih, S.Ag biasa disapa Yu Ning, menyampaikan:

Kami terus berupaya kebermanfaatan metode Air Hujan yaitu ISLAH (Instalasi Lumbung Air Hujan) juga bisa dirasakan di setiap daerah di Indonesia.

Bulan PRB tahun 2025, Tangguh Rek!!

@Andisuka_2025

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *