Kompas1.id
Kota Subulussalam, Aceh – Meski program MBG sudah diluncurkan secara nasional, sebagian wilayah di Subulussalam masih belum merasakan manfaatnya. Salah satunya adalah Kecamatan Longkib, yang hingga kini belum terdaftar dalam daftar penerima MBG.
Menurut Sekretaris Relawan Prabowo (Repro) Aceh, Adi Subandi atau yang lebih dikenal dengan Bandi, situasi di lapangan justru menimbulkan banyak penyimpangan. “Di beberapa sekolah, menu yang disajikan tidak sesuai standar gizi. Banyak anak yang menolak makan karena rasanya tidak enak atau penyajiannya tidak higienis,” ujarnya.
Bandi menambahkan bahwa masalah tidak hanya pada menu. “Pengelolaan dan distribusi makanan juga masih jauh dari harapan. Saat libur sekolah, pihak sekolah tetap menyajikan MBG, tapi kualitasnya menurun drastis. Ini jelas merugikan uang negara dan menghilangkan tujuan utama program,” tegasnya.
Kecamatan Longkib, yang merupakan salah satu dari lima kecamatan di Subulussalam, menjadi contoh nyata bahwa penyaluran MBG masih belum merata. Pihak pemerintah daerah diminta untuk melakukan audit dan memastikan setiap sekolah, termasuk yang berada di daerah terpencil, mendapatkan bantuan sesuai juknis.
Kejaksaan Negeri Subulussalam dan aparat Tipikor diharapkan segera menindaklanjuti laporan ini agar program MBG dapat berjalan sesuai amanat presiden dan tidak menjadi lahan korupsi.
_Berita ini masih dalam pengembangan dan akan terus diperbarui.
Ramona kabiro
















