Peringatan Hari Guru Nasional ke-80 di Lampung Barat Berlangsung Meriah Bernuansa Adat

Lampung90 Dilihat

Lampung Barat, Kompas1.id —
Embun pagi belum sepenuhnya surut dari rumput Lapangan Indrapati Cakra Negara, namun deretan pakaian adat Lampung mulai memenuhi area di Lingkungan Pemkab Lampung Barat pada Rabu (26/11/2025). Warna-warna kain tapis, destar tegak, serta sarung gantung para guru PGRI menciptakan lanskap budaya yang jarang terlihat. Peringatan Hari Guru Nasional ke-80 tahun ini bukan sekadar seremoni, melainkan selebrasi perjalanan panjang para pendidik.

Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus, bertindak sebagai Inspektur Upacara, diikuti ribuan guru dan siswa dari 15 kecamatan, serta jajaran unsur Forkopimda, Kapolres, Dandim 0422, Kepala Kejaksaan, Ketua DPRD, dan tokoh pendidikan. Barisan TNI/Polri, pejabat tinggi pratama, serta aparatur pemerintah daerah tampak kompak mengenakan pakaian adat tradisional, menghadirkan nuansa khidmat dan sarat makna budaya.

banner 336x280

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Parosil membacakan pidato tertulis Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, yang menggambarkan refleksi panjang perjuangan guru—dari pengabdian di pelosok, tuntutan administrasi, hingga tekanan perubahan zaman dan tantangan sosial yang semakin kompleks.
“Guru adalah agen pembelajaran dan peradaban,” ujar Bupati Parosil mengutip pidato menteri
.
Guru, lanjutnya, bukan hanya penyampai materi pelajaran, tetapi penjaga nalar kritis, pembangun akhlak, serta teladan moral di tengah derasnya arus digital, budaya hedonisme, kecanduan gawai, judi online, hingga problem keluarga yang melingkupi dunia pendidikan.
Pemerintah, kata Parosil, terus memperkuat posisi guru melalui beasiswa S1 untuk 12.500 guru, pelatihan PPG dan pembelajaran berbasis AI, tunjangan sertifikasi, dan peningkatan insentif bagi guru honorer. Tahun depan, kesempatan studi akan diperluas hingga 150.000 guru.
Namun, pesan moral tetap menjadi penekanan utama. Guru diimbau tetap menjaga integritas dan jati diri, sementara masyarakat diminta lebih menghargai kerja sunyi para pendidik.
“Muliakanlah dirimu dengan memuliakan gurumu. Ridha dan doa guru menentukan masa depanmu,” tegas Parosil.

Kolaborasi Budaya Warnai Perayaan
Perayaan Hari Guru Nasional di Bumi Beguai Jejama Sai Betik tahun ini berlangsung meriah dengan parade budaya dari 15 kecamatan, pagelaran seni, tradisi Nyambai Bebakhong, hingga deretan Stand Kreatif yang menampilkan karya pendidikan. Selain itu, kegiatan Gebyar PAUD memenuhi area lapangan dengan keceriaan anak-anak.
Pada sesi penghargaan, beberapa guru dan siswa berprestasi menerima apresiasi khusus. Sorotan utama tertuju pada Ali Haidir, Guru dari Kecamatan Pagar Dewa yang menjadi Komandan Upacara, menerima hadiah umroh langsung dari Bupati Parosil sebagai bentuk penghormatan bagi pendidik yang bekerja tanpa banyak sorotan tetapi berdampak besar.

Acara ditutup dengan pelepasan balon ke udara, sebagai simbol doa dan harapan agar guru-guru Lampung Barat dan Indonesia terus melangitkan mimpi anak bangsa.
Dalam pidato yang menggugah, Bupati Parosil juga menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto kepada seluruh murid:
Belajarlah yang baik!
Cintai Ayah dan Ibu!
Hormati Guru!
Rukun sama Teman!
Cintai Tanah Air dan Bangsa!
Pesan sederhana namun kuat tersebut menegaskan bahwa pendidikan tidak hanya soal kurikulum, tetapi karakter, cinta, dan penghormatan.
Di penghujung acara, makna Hari Guru kembali pada akarnya: keikhlasan, pengabdian, dan cinta tanpa batas. Seperti penutup pidato yang disampaikan Bupati Parosil:
“Terima kasih Bapak dan Ibu Guru atas dharma bakti yang tak ternilai. Teruslah mengabdi untuk negeri. Di tanganmu masa depan bangsa ini dititipkan. Selamat Hari Guru 2025. Guru Hebat, Indonesia Kuat.”
Lendra melaporkan dari Lampung Barat

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *