Jalan Kopo Citarip Kembali Tergenang Banjir Warga Mengeluh Karena Banjir Sering Terjadi Warga Sekitar Mengeluh karena Belum ada Tindakan Nyata Dari Pemkot Kota Bandung

Bandung18 Dilihat

Bandung Kompas1id
Jalan Kopo Citarip Kembali Diterjang Banjir, Warga Mengeluh Tak Ada Tindakan Nyata dari Pemerintah Kota Bandung
Bandung, Senin, 27 Oktober 2025 – Pukul 13.00 WIB

Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung sejak siang hari menyebabkan kawasan Jalan Kopo Citarip, Kecamatan Bojongloa Kaler, kembali terendam banjir pada Senin, 27 Oktober 2025 sekitar pukul 13.00 WIB. Genangan air dengan ketinggian mencapai 40 hingga 70 sentimeter membuat aktivitas warga terganggu dan arus lalu lintas di kawasan tersebut tersendat parah.

banner 336x280

Pantauan di lokasi menunjukkan kendaraan roda dua banyak yang mogok di tengah jalan akibat air yang cukup tinggi. Pengendara motor terpaksa menepi dan menuntun kendaraan mereka melewati genangan air yang meluas hampir sepanjang jalan. Beberapa mobil bahkan memilih untuk memutar arah karena tak berani menerobos banjir.

Warga sekitar mengaku tidak heran dengan kejadian ini, karena banjir di Jalan Kopo Citarip sudah menjadi langganan setiap musim hujan. Salah seorang warga yang telah tinggal di kawasan tersebut selama puluhan tahun, Bapak Dedi (52), mengatakan bahwa sejak ia kecil, wilayah itu tidak pernah lepas dari persoalan banjir.

> “Sudah dari dulu, dari saya SD sampai sekarang punya anak dua, selalu begini tiap hujan deras. Pemerintah cuma datang lihat, tapi nggak ada perubahan. Saluran air di sini udah dangkal dan mampet semua,” ujar Dedi dengan nada kesal saat ditemui di depan rumahnya yang sebagian terendam air.

Banjir kali ini bukan hanya mengganggu lalu lintas, tetapi juga masuk ke rumah warga dan pertokoan di sepanjang Jalan Kopo Citarip. Banyak pedagang kaki lima terpaksa menghentikan aktivitas jual-beli karena lapak mereka terendam air. Salah satu pedagang gorengan, Ibu Eneng (41), tampak sibuk mengangkat dagangannya ke tempat lebih tinggi agar tidak basah.

> “Kalau banjir begini, ya jualan berhenti. Air suka masuk ke lapak, kadang sampai ke lutut. Capek juga, tiap tahun begini terus,” ujarnya sambil mengelap air yang masuk ke area jualannya.

Penyebab utama banjir di kawasan ini diduga akibat drainase yang tersumbat, minimnya resapan air, serta menyempitnya aliran anak Sungai Citepus yang berada tidak jauh dari jalan utama. Banyak saluran air yang sudah tertutup endapan lumpur dan sampah, namun belum ada tindakan nyata dari Pemerintah Kota Bandung maupun Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk memperbaikinya.
Kondisi Ini membuat warga semakin frustrasi. Mereka menilai pemerintah hanya memberikan janji tanpa realisasi nyata di lapangan.

Seorang tokoh masyarakat setempat, Bapak Asep Supriatna (58), menuturkan bahwa warga sudah beberapa kali menyampaikan laporan dan permohonan perbaikan drainase ke pihak kelurahan dan kecamatan, namun sampai hari ini belum juga ada tindakan.

> “Surat sudah sering dikirim, keluhan sudah sering disampaikan. Tapi sampai sekarang nol tindakan. Kalau hujan deras, kami cuma bisa pasrah. Padahal ini bukan kejadian baru, sudah puluhan tahun Jalan Kopo Citarip jadi langganan banjir,” tegasnya.

Hingga berita ini ditulis pada pukul 13.00 WIB, genangan air masih belum surut sepenuhnya. Arus lalu lintas dari arah Margahayu menuju pusat kota Bandung tersendat panjang hingga ke perempatan Soekarno-Hatta.

Warga berharap pemerintah segera turun tangan dan melakukan perbaikan drainase secara menyeluruh, bukan sekadar pembersihan sementara. Masalah klasik ini dianggap sudah terlalu lama dibiarkan tanpa solusi yang jelas.

> “Kami tidak butuh janji lagi, kami butuh tindakan nyata. Jangan tunggu sampai ada korban baru sibuk bergerak,” ujar seorang warga dengan nada tegas.

Banjir di Jalan Kopo Citarip, Bandung hari ini menjadi bukti bahwa permasalahan infrastruktur dan pengelolaan air di wilayah ini masih jauh dari kata tuntas. Warga hanya bisa berharap, hujan berikutnya tidak kembali membawa genangan yang sama — seperti yang sudah mereka alami bertahun-tahun tanpa perubahan berarti.

Wartawan : m yusup hamdani

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *