Subulussalam kompas,1,id
Sebuah kontroversi muncul terkait penggunaan Dana PEN tahun 2022, (Pendapatan dan Belanja Negara) Kota Subulussalam yang dianggap tidak transparan dan menimbulkan utang besar bagi pemerintah kota.Subulussalam
Ishak Munthe, alias Gadis, seorang mantan Combatan GAM ,yang berdomisili dikota Subulussalam menyayangkan sikap pemerintah sebelumnya yang dinilai tidak berpikir panjang dalam mengelola dana tersebut.
Gadis mempertanyakan kemana saja dana PEN digunakan dan apa yang dibayarkan, mengingat pembayaran bunga dana PEN mencapai Rp 500 juta per bulan dari,100.8 Meliyar . Ia mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kejaksaan untuk tidak menutup mata dan segera mengaudit penggunaan dana PEN tahun 2022. ,
Menurut Gadis, utang yang sangat fantastis ditinggalkan oleh pemerintah lama sangat besar dan menghambat pembangunan pemerintah baru untuk menyelesaikan,
Ia juga mengkritik bahwa masyarakat tidak seharusnya menanggung beban utang tersebut, sementara pengguna anggaran dianggap leluasa tanpa diaudit. Masalah ini sudah menjadi tidak rahasia umum dan perlu segera diselesaikan supaya tidak menghalangi pembangunan kedepanya .tutup ishak Munthe/Gadis(Ramona)










